Senin, 19 September 2016

PERSONAL BRANDING PUSTAKAWAN

PRINSIP PELAYANAN PRIMA PERPUSTAKAAN Riyadi Sugenk Mentor : Muhammad Sholichin, S.Ag.,S.I.P., M.I.P. ( UPT PERPUSTAKAAN UNS) Menciptakan branding adalah penting agar menarik para pemustaka. Melalui penyebaran branding yang sudah klop dan melekat pada diri akan mudah dikenali dan cenderung mengenal pembranding dan pembeda dari yang lain. Tugasnya adalah temukan “PANTAS DIRI “ untuk menciptakan branding sendiri. Demikian dengan pustakawan dan perpustakaan ,menciptakan Branding juga dibutuhkan guna penyebaran dan mengenalkan. Auditori (pendengaran ), visual ( pandang ), kinestetik ( keaktifan ) adalah cara menciptakan brand, mereka yang mempunyai ketiganya akan memberi masukan terhadap terciptanya brand. Ini harus berkomplementer karena sangat jarang orang yang mempunya tiga brand diatas. Menurutnya “brand” sepadan dengan ‘Merk”. Gerak saraf ( gerakan satu paragraf) *KoMUNITAS CERDAS MEMBACA #AYObACA #Perpustakaansdn03jetis
Brand/ Merk akan mudah diciptakan ketika kita memiliki image yang sudah melekat pada diri kita sendiri. Sebagai contoh brand pada merk mie “INdoMie ….`seleraku,,`” saat kita mendengar kata “seleraku” maka akan teringat dengan indommie. Begitu juga dengan pustakawan, brand apa yang akan diciptakan akan membantu dalam penyebaran kepopuleran perpustakaan yang dinangui. Mereka yang memiliki brand baik cenderung akan lebih rapi,tertata dan ber attitude yang baik. Karena Ecxellent service dengan branding akan selalu berkaitan dan akan sangat berpengaruh pada nama baik perpustakaan sendiri. Seorang pustakawan harus memiliki kepercayaan diri yang kokoh untuk mempromosikan perpustakaan agar tercipta ketertarikan dengan calon pengguna. Pustakawan wajib memiliki konsep sikap, konsep perhatian dan konsep tindakan yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar